Saturday, September 16, 2017

Tehnik Pencahayaan Dalam Fotografi [Seni Fotografi]



B. Teori Pencahayaan

Agar sebuah foto dapat tercipta, film yang ada di dalam kamera yang kedap cahaya harus disinari. Untuk memperoleh pencahayaan yang tepat pada saat memotret, proses masuknya cahaya ke dalam film harus diatur.

Pengaturan cahaya yang masuk ke dalam film dapat diibaratkan dengan mengisi air ke dalam ember dari keran. Jika keran dibuka sebesarbesarnya, ember akan cepat penuh. Sebaliknya, jika keran dibuka sedikit, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ember pasti lebih lama.

Demikian pula pada proses pemotretan. Keran diibaratkan sebagai bukaan diafragma, sedangkan rana diibaratkan lamanya waktu mengisi ember. Makin besar bukaan diafragma, makin sedikit waktu yang diperlukan rana untuk membuka. Sebaliknya, makin kecil bukaan diafragma, makin lama waktu yang dibutuhkan rana untuk membuka.

Pencahayaan yang tepat diibaratkan dengan seberapa besar ember yang digunakan. Untuk sebuah ember yang sama, terdapat korelasi yang pasti antara besarnya bukaan keran dan lamanya mengisi ember. Dengan keran yang dibuka penuh, ember akan penuh dalam waktu satu menit. Jika keran dibuka separonya, ember akan penuh dalam waktu dua menit demikian juga dengan kombinasi lainnya.

1. Diafragma dan rana

Istilah pencahayaan atau eksposur digunakan untuk menentukan kuantitas cahaya yang direkam film. Pengaturan cahaya dapat dilakukan dengan mengontrol bukaan diafragma dan kecepatan rana. Besarnya
bukaan diafragma menentukan jumlah cahaya yang diteruskan ke film, _ sedangkan kecepatan rana menentukan lamanya waktu yang diperlukan untuk mencahayai film. Kombinasi dari besarnya bukaan diafragma dan kecepatan rana merupakan jumlah cahaya yang dipantulkan dari objek dan kecepatan film yang digunakan.

Berbagai kombinasi dari bukaan dan kecepatan rana memberikan pencahayaan yang sama, misalnya pengukur cahaya kamera menunjukkan kombinasi 1/125 detik, (78. Jika mengubah bukaan diafragma satu st0p lebih kecil menjadi f/ll maka kuantitas cahaya yang masuk ke kamera akan berkurang setengah kali. Agar diperoleh nilai pencahayaan yang sama harus diimbangi dengan kecepatan rana lebih lambat satu step, yaitu 1/60 detik. Sebaliknya, jika bukaan diafragma diperbesar satu st0p f/5,6 maka kecepatan rana harus dipercepat menjadi l/ZSO detik.

2. Kecepatan Film

Selain diafragma dan rana, kecepatan film juga berpengaruh dalam proses pencahayaan. Kecepatan film berarti kepekaan film terhadap cahaya. Kecepatan film dinyatakan dengan ISO (International Standard Organization) atau ASA (American Standard Association). Bilangan lSO mengindikasikan seberapa besar kepekaan film terhadap cahaya. Makin kecil angka ISO, makin rendah kepekaannya terhadap cahaya. Sebaliknya, makin tinggi angka ISO, makin peka film tersebut terhadap cahaya.

Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang Optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang pencahayaan mutlak harus dikuasai oleh seorang fotografer. Cara mempelajari penguasaan pencahayaan adalah dengan melatih mata untuk lebih peka terhadap cahaya yang muncul.

A. Cahaya Alam (NaturalLight /Available Light)

Cahaya alam adalah Sumber cahaya utama dalam pemotretan luar ruang (outdoor). Sumber cahaya.alam berasal dari matahari dan bendabenda angkasa yang mampu memantulkan cahaya, seperti bulan.
Dalam prakteknya, cahaya alam hampir tidak mungkin dikontrol (kalaupun bisa hanya sebagian kecil saja). Namun, Anda dapat memperkirakan kapan waktu yang paling baik untuk melakukan pemotretan sesuai dengan konsep pemotretan yang Anda inginkan untuk mendapatkan pencahayaan yang terbaik. Khusus untuk pemotretan siang hari, yang mempengaruhi kualitas cahaya matahari adalah posisi matahari, keadaan awan, dan cuaca.

1. Cahaya langsung (direct light)

Cahaya langsung adalah cahaya yang datang langsung dari sumber cahaya tanpa hambatan dan tanpa dipantulkan. Sifatnya keras dan menghasilkan bayangan tajam. Cahaya langsung terjadi ketika matahari bersinar terang dengan langit tidak berawan sehingga cahaya matahari

jatuh langsung menimpa subjek. Bagian yang Tertimpa sinar biasanya menghasilkan bayangan yang kuat, bersifat Satu Arah  -, dan memiliki berkas cahaya kuat dengan kontras yang mencolok antar Bagian  bagian yang

terkena sinar matahari dan yang tidak.

Pada saat itu, biasanya kecerahan cahaya datar. Dengan demikian, sulit sekali diharapkan munculnya penampilan yang baik dari hasil pemotretan.Jadi, dari jenis cahaya ini hanya diperoleh gambar dengan mutu teknis baik, tetapi sulit mendapatkan dimensi yang memadai.

Jenis cahaya ini tidak ideal untuk pemotretan manusia (portraiture) yang mengutamakan detail dan kelembutan. Dalam praktek pemotretan, perlu dipertimbangkan apakah keberadaaan bayangan akan mengurangi nilai foto atau menjadi sesuatu yang memperkuat foto. Untuk mengurangi bayangan yang tidak dikehendaki, Anda dapat menggunakan reflektor (pemantul) cahaya yang diarahkan ke bagianbagian yang gelap atau bayangan.

2. Cahaya tidak langsung (indirect light)

Cahaya tidak langsung terjadi ketika cahaya matahari tertutup awan, cuaca berkabut, atau banyaknya debu di udara sehingga cahaya menjadi terdifusi/baur. Pada kondisi ini, cahaya datang dari banyak arah, menghasilkan cahaya yang lembut dan merata dengan nada warna (tone) yang halus (gradual).

Efek yang terjadi adalah bayangan menjadi lebih lembut dan bagian yang terkena cahaya juga mengalami pengurangan intensitas. Banyak orang berpikir, ini bukan saat yang tepat untuk melakukan pemotretan. Namun, ini merupakan kesempatan baik untuk melakukan pemotretan portraitatau benda-benda  yang mengutamakan detil dan kejelasan bentuk dari segi volume, ukuran, dan warna.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon