Fotografi merupakan sebuah media yang digunakan untuk mendokumentasikan suatu momen penting. Dengan fotografi, semakin panjang langkah kaki, semakin banyak pengalaman yang bisa diingat. Kenangan demi kenangan akan terpatri dalam hati dan jiwa. Melalui sebuah foto, keindahan kenangan tidak akan lekang oleh zaman dan tidak pernah hapus dari ingatan. Ingatan Anda akan melayang menembus ruang dan waktu, mulai dari masa bayi yang lucu dan menggemaskan, saat melewati nakalnya masa kanak-kanak, sampai
semaraknya suasana pernikahan.
Foto selalu menarik untuk dilihat atau diamati. Selain lebih mudah diingat dibandingkan tulisan, sebuah foto mempunyai nilai dokumentasi yang tinggi karena mampu merekam sesuatu yang tidak mungkin kembali, apakah itu tentang cerita pribadi, keluarga, keindahan alam, atau peristiwa seni budaya. Melalui foto juga, orang bisa terpikat pada suatu objek berita, produk olahraga, makanan, minuman, sampai hasil industri. Oleh karena itu, lahirlah ungkapan foto mampu berbicara lebih dari seribu kata.
Menikmati hasil foto yang baik (menarik) memang mengasyikkan. Akan tetapi, untuk menghasilkannya tentu memerlukan perencanaan dan konsep yang baik. Setiap orang pasti dapat menjepretkan kamera dan merekam objek untuk difoto, tetapi tidak jarang foto yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sangat disayangkan apabila sebuah momen, khususnya yang jarang terjadi, difoto seadanya tanpa memperhitungkan segi teknis dan nilai artistik.
Untuk memperoleh foto-foto yang menawan, memang diperlukan kemahiran (keterampilan) teknis. Hal ini tidak bisa dihindari karena seluruh proses fotografi dibuat menurut prosedur kerja teknis. Namun, kemampuan dan kemahiran teknis fotografi tidaklah cukup dengan sekedar kemampuan mengendalikan kamera, menentukan lensa, meng
gunakan pengukur cahaya, serta mengatur diafragma dan kecepatan
rana.
Pengetahuan seperti itu hanya bisa menghasilkan foto-foto yang mutu teknisnya baik, tetapi tidak otomatis memiliki nilai artistik. Mutu teknis tergantung pada teknologi/ teknik fotografi (peralatan fotografi, proses cuci cetak foto, dan material foto), sedangkan mutu artistik (visual) sangat dipengaruhi oleh pengertian dan kepekaan fotografer tentang bagaimana memandang subjek dan mendapatkan daya tarik yang optimal, komposisi yang akan ditampilkan, serta bagaimana menampilkan suasana yang diinginkan.
Dengan kata lain, pembuatan foto tergantung pada teknologi, tetapi hasil akhir gambar yang mengandung nilai estetika lebih banyak mengikuti kaidah-kaidah seni rupa. Masalahnya, kedua aspek yang berlainan ini harus dilaksanakan dalam proses yang sama, yaitu proses teknologi fotografi.
Jadi, fotografi adalah perpaduan antara teknologi dan seni. Berbagai nilai estetika yang tidak tercakup dalam teknologi fotografi
harus diselaraskan dengan proses teknis untuk memberikan karakter dan keindahan pada hasil visualnya. Hal tersebut memang tampak lebih rumit dan mungkin dapat menjadi masalah yang sering tidak disadari banyak orang. Hal ini jugalah yang dapat menjadi sebab mengapa mempelajari fotografi tampak menjadi lebih sulit, khususnya untuk menghasilkan karya foto yang dapat dibanggakan.
EmoticonEmoticon